Langsung ke konten utama

Tiga Peri dan Kunang-kunang

 




Ada sebuah negeri misterius yang dijaga oleh tiga peri cantik.  Banyak orang menyebutnya negeri misterius, karena tak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam negeri itu, jangankan masuk, melihat pun tak bisa. Penduduknya tidak terlalu banyak, dan negeri ini tidak mempunyai raja yang memimpin mereka.  Namun, penduduk negeri yang sangat indah ini hidup dengan damai dan bahagia. 

Sepanjang tahun bunga-bunga bermekaran menghiasi negeri ini, membuat negeri ini sangat indah.  Di negeri ini tumbuh sebuah tanaman yang bisa mengobati segala jenis penyakit.  Jamur berbintik emas, hanya di negeri ini  jamur itu bisa tumbuh.   Tidak mudah memelihara jamur berbintik  emas  ini, tetapi karena kerja keras dan ketekunan penduduk negeri ini, jamur berbintik emas bisa tumbuh subur.

  Beberapa orang dari negeri ini ditunjuk khusus untuk  menjual   jamur berbintik emas  di pasar.  Tak perlu waktu lama untuk menghabiskan dagangannya, karena banyak sekali orang yang membeli jamur berbintik emas ini, walaupun harganya sangat mahal.  Inilah  membuat negeri misterius itu menjadi negeri yang kaya.

            Kella, Elodie dan Arelle adalah nama tiga peri yang menjaga negeri  misterius itu.    Kella adalah peri yang sangat kuat, walaupun kecil, ia bisa melakukan  apapun.  Peri Kella selalu ada saat  penduduk yang membutuhkan pertolongannya.  Peri Elodie, mempunyai penciuman yang sangat hebat, ia bisa mengetahui apabila ada musuh yang akan menyerang negeri mereka, tak heran jika siapa pun yang menyerang negeri ini selalu gagal.  Peri Arelle, adalah peri penjaga pintu rahasia untuk  keluar dan masuk negeri ini. 

Walaupun masing-masing mempunyai kelebihan, tetapi ketiga peri ini selalu bersatu dan tak pernah saling menyombongkan kekuatannya masing-masing.  Mereka menyadari bila kekuatan ketiga peri digabungkan, mereka sanggup membuat negeri itu tak terlihat oleh siapa pun, sehingga tak ada orang lain yang bisa masuk ke dalamnya.

“Kita harus bisa menguasai negeri misterius itu,”  kata Ratu Envy dengan bersemangat kepada beberapa orang kepercayaannya,  yang sedang berkumpul di istananya.  Sebetulnya negeri yang dipimpinnya bukanlah negeri yang miskin, Negeri Arrayan adalah negeri yang sangat kaya, tetapi Ratu Envy tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimilikinya.

“Mengapa kita tidak pernah bisa menembus negeri misterius itu?” serunya dengan lantang.  Orang-orang kepercayaannya tak berani menjawab Ratu Envy, semua hanya diam.  Mereka memang tidak tahu bagaimana caranya untuk menembus masuk ke negeri misterius itu.  Sudah beberapa kali Ratu Envy menyuruh prajurit-prajuritnya untuk masuk dan melihat keadaan negeri misterius itu, tetapi selalu gagal.

“Aku tidak mau tahu, kalian harus bisa menembus negeri itu.  Bukankah kalian orang-orang terhebat di negeri ini?” tanyanya.

“Pokoknya kali ini kita harus berhasil….cari tahu caranya.  Aku tidak mau lagi mendengar kalian gagal!” perintahnya lagi.  Ia pergi meninggalkan orang-orang kepercayaannya, yang hanya bisa mematung melihat kepergian ratunya.

“Rasanya pikiranku sudah buntu, siapa lagi yang harus kita tanyai, bukankah Merga si penyihir paling hebat pun tak dapat menembus negeri itu?” tanya salah satu orang kepercayaan Ratu Envy.

“Bagaimana kalau kita suruh burung elang kerajaan untuk mengawasi setiap gerak-gerik para penjual jamur berbintik emas?”  Salah satu dari mereka mempunyai ide baru.

“Kita suruh elang untuk mengamati bagaimana mereka keluar dan masuk negeri itu, lalu kita tangkap salah satu dari mereka.  Mungkin kita bisa mendapatkan informasi dari mereka, bagaimana cara memasuki negeri misterius itu.” Ia sangat bersemangat menjelaskan idenya.

“Ide yang bagus, harus kita coba!” seru yang lainnya.

“Idemu sangat bagus, kenapa tidak sejak dulu kamu katakan,” lanjutnya.

Akhirnya mereka bersepakat untuk menjalankan ide itu. 

Keesokan harinya, pagi-pagi benar  beberapa orang kepercayaan ratu pergi menemui burung elang yang ada di taman istana.  Simus adalah elang kesayangan kerajaan, sudah banyak sekali jasanya pada Negeri Arrayan, hingga Ratu memberinya kandang dari emas.  Salah satu orang kepercayaan  ratu,  memerintahkan burung elang itu untuk mengawasi para penjual jamur berbintik emas yang keluar masuk negeri misterius itu.

“Kamu tahukan Simus, di mana mereka tiba-tiba menghilang?” tanya orang kepercayaan ratu memastikan.

“Tahu tuan, mereka biasanya menghilang saat mereka memasuki hutan pinus.”  Simus Elang menjelaskan apa yang pernah ia lihat.

“Baiklah, lakukan sebaik mungkin, jangan sampai gagal,” kata orang kepercayaan ratu.

Seketika itu juga Simus Elang melesat terbang tinggi dan hilang di balik pepohonan yang tinggi.

Dua hari kemudian Simus Elang kembali ke Negeri Arrayan.  Setelah ia menceritakan hasil pengintaiannya,  penasehat istana mulai menyusun rencana untuk menculik salah satu penduduk negeri misterius itu. 

“Besok kita akan berangkat ke negeri misterius itu.  Ikuti kemana Simus Elang pergi agar kalian semua tidak tersesat,” katanya kepada para prajurit yang ditugaskan.

Para penjual jamur dari negeri misterius tidak mengetahui bahwa mereka sedang diawasi.  Mereka memanggil nama Peri Arrele,  saat  akan masuk ke negeri mereka. 

“Peri Arrele….Peri Aaa.” Belum selesai mereka memanggil nama Peri Arrele, mulut mereka sudah dibekap dan dibawa masuk ke dalam semak-semak.  Mereka tak bisa melakukan apa-apa, karena badan prajurit negeri Arrayan jauh lebih besar dari mereka.

“Kalau kalian mau selamat, bantu kami untuk masuk ke negerimu!” kata salah satu prajurit.

“Awas kalau tidak mau, kalian akan mati,” lanjutnya mengancam.

Karena ketakutan akhirnya penjual jamur dari negeri misterius itu, memberitahukan rahasia bagaimana mereka bisa masuk ke negerinya.  Mereka memanggil nama Peri Arrele tiga kali, maka keluarlah peri cantik itu.  Melihat kehadiran peri itu, Merga si penyihir yang sejak tadi ikut dalam rombongan segera melancarkan aksi sihirnya.  Seketika itu juga Peri Arrele sudah berada dalam sebuah gelembung.  Peri Arrele hendak membebaskan dirinya, akan tetapi dia tak bisa.

Tiba-tiba, seluruh pasukan bisa melihat pintu untuk masuk ke negeri misterius itu.  Selubung yang menutupi negeri itu selama ini hilang, bersama dengan ditangkapnya Peri Arrele.  Tanpa membuang waktu mereka segera masuk ke negeri itu. 

“Wow indah sekali negeri ini, baru kali ini kulihat ada tempat seindah ini.”  Seorang prajurit mengaggumi keindahan negeri itu.

“Ayo…jangan buang waktu, cari jamur  berbintik emas itu, ambil semuanya,” teriak prajurit lainnya.

Setelah mengambil semua jamur berbintik emas, mereka pulang ke negeri Arrayan.  Ratu Envy sangat senang melihat keberhasilan pasukannya. 

“Ha...ha...ha…, aku akan kaya raya, aku akan menguasai negeri misterius itu.  Sekarang hanya aku pemilik jamur berbintik emas. Ha…ha…ha…” Ratu Envy tertawa puas.

Sementara itu Peri Arrela, berusaha berteriak-teriak untuk minta bantuan.  Ia sangat sedih melihat negerinya menjadi rusak.  Bunga-bunga layu, kebun jamur rusak, seluruh negeri menjadi gelap gulita.  Ia mendengar tangisan, tapi ia tak bisa melihat dari mana asal suara itu.

Tiba-tiba, di depannya muncul Peri Kella dan Elodia.

“Di mana ya mereka menyembunyikan Arrela?” tanya Peri Kella kepada Elodia. 

Mereka tidak dapat melihat Peri Arrela yang berada dibelakangnya.  Ternyata gelembung itu membuatnya tak bisa terlihat oleh siapa pun.

“Kellaaaa…..Elodiaaaa….aku di sini, di belakangmu,” teriak Peri Arrela, tetapi keduanya tetap saja tak mendengarnya. 

Kella dan Elodia terbang menjauh dari Peri Arrela.  Peri Arrela hanya bisa menangis, ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.  Tangisnya terhenti waktu ia melihat gerombolan kunang-kunang mengelilingi gelembung tempat ia disekap.

“Mengapa kamu menangis?” kata pemimpin kunang-kunang.

“Kamu…kamu bisa melihat aku?” tanya Peri Arrela.

“Tentu saja,” jawab kunang-kunang itu.

Peri Arrela menceritakan semua kejadian yang dialaminya.

“Ya, ya aku tahu Ratu Envy memang ratu yang selalu iri hati pada orang lain, padahal negerinya sudah kaya.  Dan aku tahu,  gelembung yang dibuat  Marge penyihir membuatmu  tak bisa dilihat oleh siapa pun,  tetapi cahaya kunang-kunang selalu bisa melihatnya,” cerita pemimpin kunang-kunang. 

“Kami akan mencari kedua temanmu malam ini juga, karena jika siang hari maka sinarku akan kalah oleh matahari, sehingga aku tak akan bisa melihatmu,” jelas pemimpin kunang-kunang.

Tak butuh waktu lama untuk menemukan Peri Kella dan Elodia, karena memang mereka berada tidak jauh dari situ.  Alangkah terkejutnya ketika Peri Kella dan Elodia melihat Peri Arrela yang berada tak jauh dari mereka.

“Ayo jangan buang-buang waktu, kita gabungkan kekuatan kita.  Kita kembalikan negeri kita seperti semula,” ajak Peri Arrela.

Peri Kella dan Elodia menyentuhkan tangannya pada gelembung yang menawan Peri Arrela hingga pecah.  Setelah itu, ketiga peri itu saling berpegangan tangan  untuk menyatukan kekuatan mereka.  Cahaya biru yang sangat terang keluar dari tangan ketiga peri, menyelimuti seluruh negeri itu dan membuat negeri itu tak terlihat lagi.  Bunga-bunga kembali bermekaran menghiasi setiap sudut negeri.  Tangisan yang tadi terdengar, berubah menjadi sorak-sorai seluruh penduduk negeri.

“Kalau tidak ada kalian semua, pasti aku belum bisa temukan. Kunang-kunang kami berhutang budi pada kalian semua.  Sebagai ucapan terima kasih, kalian boleh tinggal di negeri kami kalau kalian mau.” Ketiga Peri berterima kasih pada kunang-kunang.

“Terima kasih atas tawaran kalian, lain kali kami akan mampir ke sini, tetapi malam ini kami harus segera pergi karena ada acara lain yang sedang menunggu,” kata pemimpin kunang-kunang sambil berpamitan.

Di istananya, Ratu Envy sangat marah saat mengetahui bahwa negeri misterius itu sudah tak terlihat lagi, apalagi waktu ia melihat semua jamur berbintik emasnya rusak dan tak dapat diselamatkan. Ia tidak tahu bahwa jamur berbintik emas itu hanya bisa tumbuh di negeri tempat Peri Kella, Elodia dan Arrela tinggal.




 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bubun Buncis Takut Malam

       B ubun buncis sedang ketakutan.   Sejak sore tadi ayah, ibu dan kedua adiknya pergi ke rumah paman. “Bun, kali ini kamu tidak boleh ikut ya. Ibu tak enak kalau kedatanganmu nanti akan menulari anggota keluarga   paman.   Besok kalau kau sudah sembuh, ibu berjanji akan mengantarmu mengunjungi paman,” jelas ibu sebelum mereka pergi. “Kami tak akan lama, sebelum gelap pasti sudah kembali,” lanjut ibu. Bubun Buncis terpaksa menuruti saran ibunya, karena ia memang sedang sakit flu berat. “Tapi janji ya, jangan pulang malam-malam.   Aku pasti ketakutan sendirian di rumah,” pinta Bubun Buncis. Sudah empat jam mereka pergi, matahari mulai tenggelam.   Namun, ayah, ibu dan kedua adik Bubun belum juga tiba di rumah.   Bubun mulai gelisah, dia berjalan mondar-mandir di halaman rumah menunggu kedatangan keluarganya. Hari kemudian berubah menjadi gelap, Bubun hanya sendirian di rumahnya.   Ini adalah pengalaman pertama Bubun...

Mimi Kelinci Sang Penolong

    Mimi Kelinci menegakkan telinga panjangnya, sayup-sayup ia   mendengar suara minta tolong.     Ia   mulai berjalan ke arah   suara itu berasal.   Kakinya yang lincah mulai melompat melewati setiap hambatan yang ia temui. “Aku harus menemukan siapa pemilik suara itu,   sepertinya ia dalam bahaya,” pikirnya. Walaupun ia sudah berjalan cukup jauh, akan tetapi Mimi belum   bisa menemukan dari mana   suara itu berasal.   Mimi hampir putus asa karena tak bisa menemukan pemilik suara itu. Untunglah suara itu terdengar lagi. “Toloooong.” Suara itu kini terdengar lebih dekat. Hanya dengan beberapa lompatan, Mimi Kelinci sudah bisa menemukan siapa yang meminta tolong itu. Seekor anak penyu berada di tengah jalan aspal dan sebuah mobil yang melaju kencang sedang berjalan ke arah anak penyu itu. Tanpa pikir panjang Mimi Kelinci   menggendong anak penyu itu, lalu membawanya   ke pinggir jalan.   “Untunglah...

Geri Si Gurita Biru

      Sejak kedua orang tuanya tertangkap, Geri Gurita hidup sebatang kara.   Tidak ada penghuni laut lain yang mau menemaninya bermain.   Seluruh penghuni laut takut melihatnya, karena Geri adalah   gurita berwarna biru . “Jangan bermain dengan Geri, nanti kamu tertular penyakitnya lho.   Atau bisa saja sebetulnya dia adalah monster laut yang   sewaktu-waktu memangsa kamu,” kata   bintang laut . “Memangnya Si Geri sakit apa ?” tanya kuda laut penasaran. “Aku tidak tahu kuda laut, tapi lihat saja mana ada sih gurita berwarna biru?” tukas bintang laut kesal. “Sana kalau kamu mau bermain dengannya, kalau kamu tidak takut.    Tapi aku tidak mau menemanimu,” tegas bintang laut “Tentu tidak, aku hanya bertanya penyakit apa yang menyerang Geri,” tukas kuda laut. Tak jauh situ Geri sedang bersembunyi di balik terumbu karang yang rimbun, ia sangat sedih mendengar percakapan mereka.   Ini bukan pertama kalinya ia mende...