Untuk Teladanku.......

Betapa Tuhan itu adil,
Dipasangkannya 2 pribadi yang yang sangat berbeda, tetapi paduan itu masih tetap erat di 39 tahun kehidupan yang dilaluinya. Bersama dalam duka, bersama dalam suka, bersama menyusun batu bata menjadi sebuah bangunan yang didalamnya tinggal sebuah keluarga.

Hidup didalamnya selama 29 tahun, tanpa disadari adalah pedoman bagi saya untuk menjalani kehidupan saya sekarang......ya tanpa disadari. Saya tidak pernah bercita-cita untuk meniru, tetapi ketika soal kehidupan disodorkan pada saya, maka cara saya menjawabnya adalah dengan mengingat apa yang telah saya pelajari dari keluarga dimana saya hidup didalamnya. Ketika banyak pilihan kehidupan datang pada saya, maka cara saya memilih sedikit banyak dipengaruhi oleh bagaimana orang yang hidup disekitar saya memilih.

Dikeluarga itu, ada marah, ada intrik, ada kesalahan, ada ego, tapi ada juga kesabaran, kebersamaan, dan kasih sayang. Saat saya berada didalamnya, kadang saya tidak menyadari itu semua, terutama saat kita remaja dimana pencarian jati diri terjadi.....sering kali kita melihat, rumput tetangga lebih hijau.
Tapi coba lihat,
Saat ibu saya menjahit baju natal hingga larut malam untuk saya, supaya bisa pakai baju baru untuk acara natalan sekolah minggu.....
Saat ibu dan ayah saya mengajak kami, 3 anaknya yang masih kecil mengajak naik kereta api ekonomi walau hanya sampai rancaekek, hanya karena anaknya merengek ingin mencoba naik kereta api.....
Saat ibu saya membuat ketupat atau makanan kecil di hari lebaran walau kami tak merayakannya ,...katanya,"kasian anak-anak nanti lihat dirumah temannya banyak makanan, dirumahnya nggak ada"......
Air mata mereka mengalir saat mengantarkan kepergian saya mengikuti suami ke luar pulau, satu minggu setelah pernikahan saya.......
Itulah kasih sayang..........dan masih banyak lagi.

Hari ini, adalah ke-39 tahun kebersamaan orang tua saya dalam pernikahannya, saya telah 10 tahun menjalani kehidupan berumahtangga. Maka sekarang saya tahu bahwa tak ada satupun rumah tangga tanpa kemarahan, tanpa ego, tanpa intrik, semuanya itu biasa dalam keluarga dan menjadi bumbu yang membuat rasa dalam hidup.....bisa pahit, pedas, asam atau manis.

Untuk Mami dan Papi,...
Akhirnya aku punya contoh yang bisa ditiru bila kalau soal-soal kehidupan datang.
Ibu saya hebat banget dalam mengatur keuangan, dan masakannya selalu mengundang decak kagum teman-teman saya. Ayah saya punya kesabaran yang luar biasa dan selalu tenang menghadapi apapun, bahkan ibu saya pernah bilang "mamih orang yang paling bahagia dapat papih, seribu satu orang kayak papih". Two tombs up, untuk keduanya.

Akhirnya,
Selamat hari ulang tahun pernikahan ya Mami & Papi. All the best for You. I love You.

Cinta tidak diam membisu saja seperti batu; cinta seperti halnya roti, mesti dibuat dan dibuat lagi berulangkali dan diperbaharui. (Ursula K. Le Guin)

Komentar

  1. proficiat buat mami papinya ya Ezri. Ikut terharu dan ikut merasakan kegembiraan kalian merayakan anniversary ortu dengan cinta yang begitu besar.

    Anne

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer