Sudah berhari-hari Estelle
berada di bak pembuangan sampah.
Sebetulnya, ia sudah tak tahan lagi dengan bau sampah yang setiap hari
dihirupnya, tetapi, tak ada yang bisa ia lakukan selain menangis. Tubuhnya semakin jauh dari permukaan bak
pembuangan sampah, karena semakin hari, sampah semakin bertambah banyak. Ia ingin berteriak, tetapi siapa yang akan
mendengarnya. Estelle hanya bisa
berharap suatu hari nanti akan ada orang yang bisa menemukannya, entah
bagaimana caranya.
“Hai boneka dari langit, bisa diam nggak?” Terdengar suara asing membentak.
“Yang menderita itu bukan
hanya kamu, suara tangismu membuatku tak bisa tidur,” lanjut suara asing itu.
Estelle terkejut, lalu ia menghentikan tangisnya.
“Kamu siapa, apakah kamu juga
boneka seperti aku?” tanya Estelle ingin tahu.
“Bagaimana kamu tahu kalau aku
boneka, aku saja tak bisa melihatmu
karena tertutup sampah?” lanjutnya.
“Aku melihatmu jatuh dari
langit,” jawab suara asing itu.
“Tak seperti sampah lain yang
dibuang oleh manusia, aku benar-benar melihatmu jatuh dari langit,” jelas suara
asing itu.
Estelle melihat sekelilingnya,
karena ia mendengar suara asing itu kini tak terlalu jauh darinya.
“Hai boneka dari langit,” sapa
seekor tikus yang kini berada tepat di depan Estelle.
“Si..sii..siapa kamu?” tanya
Estelle ketakutan.
Ia belum pernah melihat mahluk kotor, bermoncong dan
berkumis panjang seperti yang sedang ia lihat.
“Jangan takut, aku seekor
tikus. Panggil saja aku Rat,” saran
tikus itu, saat ia melihat boneka yang ada di depannya ketakutan.
“Kamu tidak akan memakanku
‘kan?” tanya Estelle ragu-ragu.
“Aku tak suka kain dan kapas
sepertimu, aku lebih suka makanan sisa manusia,” cetus si Rat Tikus.
Hati Estelle menjadi sangat lega mendengar pengakuan
tikus, yang baru ditemuinya itu.
“Rat, apa kamu tinggal di
sini?” tanya Estelle ingin tahu.
“Tidak, aku tinggal di lubang
dekat dengan bak pembuangan sampah ini.
Namun setiap hari aku selalu berada di bak penampungan sampah ini untuk
mencari makan,” jawabnya.
“Pantas…kamu pasti tahu semua
yang dibuang ke tempat ini, ya,” kata Estelle.
“Dari mana asalmu, aku
benar-benar melihatmu turun dari langit?” tanya Rat Tikus pada Estelle.
“Kamu lihat gedung itu Rat?”
tanya Estelle sambil menunjuk sebuah gedung yang letaknya tak jauh dari bak
penampungan sampah itu.
Rat Tikus menyibakkan sampah yang berada di sekitar
mereka, sehingga bisa melihat gedung yang ditunjukkan oleh Estelle.
“Aku tinggal di lantai paling
atas…lantai tiga puluh dua,” jelas Estelle.
“Dulu aku boneka yang sangat
indah, dan sangat disayangi oleh anak perempuan yang tinggal di gedung itu. Kemana pun ia pergi aku selalu dibawanya. Suatu hari,
pamannya membawakan oleh-oleh sebuah boneka baru. Anak perempuan itu mulai melupakanku, hingga
aku tak terawat lagi,” cerita Estelle sambil tersedu.
“Lalu ia membuangmu?” tanya
Rat Tikus.
“Ya, ia melemparku dari
jendela kamarnya,” kata Estelle, kini ia menangis sejadi-jadinya.
“Aku berharap akan jatuh di
pinggir jalan, siapa tahu ada orang yang akan mengambilku. Ternyata aku malah jatuh di bak penampungan
sampah ini,” lanjutnya.
“Kalau jatuh di tempat ini,
siapa yang akan mengambilku. Semua akan
jijik melihatku yang kotor dan bau ini,” katanya.
“Sungguh malang nasibmu,
boneka dari langit.” Rat Tikus merasa iba mendengar cerita Estelle.
“Estelle…panggil aku
Estelle,”pintanya.
“Aku akan membantumu Estelle,”
cetus Rat Tikus.
Rat Tikus, menggigit kaki
kanan Estelle.
“Aduh, kenapa kau mengigitku?”
teriak Estelle kesakitan.
“Sudah…tahan sebentar, nggak
usah teriak-teriak,” perintah Rat Tikus.
Akhirnya Estelle menyerah pada
Rat Tikus. Ia diam saja saat Rat Tikus
menariknya sedikit demi sedikit, diantara
tumpukan sampah yang menutupi mereka.
Dengan usaha yang keras, akhirnya Rat Tikus berhasil membawa Estelle ke permukaan bak sampah.
“Hai boneka dari langit, biasanya
ada pemulung yang mencari barang di sini.
Aku berharap kamu akan diambil oleh salah satu dari mereka,” kata Rat
Tikus.
Estelle sangat terharu mendengar ucapan Rat Tikus, ia
tak menyangka mahluk kotor itu akan membantunya keluar dari tumpukan sampah
itu.
“Terima kasih Rat, terima
kasih sudah …..” Belum selesai Estelle berterima kasih pada Rat Tikus. Ia merasa tubuhnya melayang.
“Bu, aku menemukan boneka, ini
boneka yang selama ini kuinginkan” teriak seorang anak pemulung kegirangan.
“Boleh kubawa pulang ya, Bu. Nanti kucuci sampai bersih dan kuperbaiki
bagian yang rusak, pasti boneka ini menjadi boneka yang cantik,” seru anak itu
bersemangat, sambil membawa Estelle menjauh dari tempat itu.
“Terima kasih, Rat,” teriak
Estelle melambaikan sebelah tangannya
pada Rat Tikus, ia senang menemukan pemilik yang baru.
***

Komentar
Posting Komentar