Sejak kedua orang tuanya tertangkap, Geri
Gurita hidup sebatang kara. Tidak ada
penghuni laut lain yang mau menemaninya bermain. Seluruh penghuni laut takut melihatnya, karena
Geri adalah gurita berwarna biru.
“Jangan bermain dengan Geri,
nanti kamu tertular penyakitnya lho.
Atau bisa saja sebetulnya dia adalah monster laut yang sewaktu-waktu memangsa kamu,” kata bintang laut.
“Memangnya Si Geri sakit apa
?” tanya kuda laut penasaran.
“Aku tidak tahu kuda laut,
tapi lihat saja mana ada sih gurita berwarna biru?” tukas bintang laut kesal.
“Sana kalau kamu mau bermain
dengannya, kalau kamu tidak takut. Tapi
aku tidak mau menemanimu,” tegas bintang laut
“Tentu tidak, aku hanya
bertanya penyakit apa yang menyerang Geri,” tukas kuda laut.
Tak jauh situ Geri sedang
bersembunyi di balik terumbu karang yang rimbun, ia sangat sedih mendengar
percakapan mereka. Ini bukan pertama
kalinya ia mendengar percakapan yang membuatnya sedih, sehingga Geri tumbuh menjadi gurita yang tidak percaya
diri, ia tak berani menampakkan dirinya kepada siapapun. Ia hanya bisa menangis
bila mendengar hinaan dari penghuni laut yang menyudutkannya.
“Hai Geri … tak usah
menangis.” Suara itu membuat Geri terkejut sehingga tanpa sengaja ia mengeluarkan
tinta dari dari badannya, yang membuat tempat sekitarnya menjadi hitam gelap dan Geri tak terlihat.
“Woooow … mengapa kau sembur
aku ?” teriak ikan dori sambil menjauhi
tinta hitam yang dikeluarkan oleh Geri.
“Aku tak bisa melihatmu Geri, kamu
di mana?” teriak ikan dori lagi.
“Maafkan aku … maafkan aku,
aku tak bermaksud memberimu tinta. Aku
tak sengaja karena aku terkejut.” Terdengar suara Geri dari balik tinta hitam
itu. ia berusaha menembus tinta hitam
itu untuk mencari tahu siapa yang menyapanya tadi.
Ia terkejut melihat ikan kecil
berwarna biru yang sedang berenang di dekatnya.
“Kau … kaukah yang menyapa aku
tadi?” tanya Geri tak percaya.
“Mengapa badanmu berwarna biru,
kamu sedang sakit?” tanya Geri
Sepanjang hidupnya Geri belum pernah melihat ikan
berwarna biru.
“Aku ikan dori, warnaku memang
biru. Sejak lahir badanku memang
berwarna biru,” jelas ikan dori.
“Aku juga tidak sakit, kata
ibu sejak lahir aku memang berwarna biru.
Seandainya ibu masih ada tentu ia akan menjelaskan kepada penghuni laut
bahwa aku tidak sakit dan bukan monster seperti yang sering mereka katakan,”
ceritanya dengan sedih.
“Mengapa aku harus berbeda
dengan cumi lainnya ya?” keluh Geri.
“Sudahlah, lihat siripku,”
kata ikan dori sambil menunjukkan sirip kanannya.
“Sirip kananku lebih kecil
dibanding sirip kiriku ‘kan?” tanya ikan dori sambil berputar untuk
menunjukkan kedua siripnya yang berbeda.
“Aku juga dulu merasa malu
tetapi sekarang tidak lagi, aku masih bisa berenang walau tak secepat temanku,” lanjutnya, lalu ia berteriak.
“Lihat ikan besar itu akan
memangsa kuda laut, kamu harus menolongnya Geri,” teriak ikan dori.
Ikan dori tahu seekor gurita
bisa mengeluarkan tinta hitamnya untuk melindungi diri dari serangan musuh. Secepat kilat Geri menuju ke tempat kuda laut
berada, lalu ia mengeluarkan tintanya sehingga ikan besar tak bisa melihat kuda
laut. Hari itu Geri menyelamatkan kuda
laut, dan sejak saat itu tak ada lagi yang takut kepada Geri, seluruh penghuni
laut senang berteman dengannya.

Komentar
Posting Komentar