Mimi Kelinci menegakkan
telinga panjangnya, sayup-sayup ia
mendengar suara minta tolong. Ia mulai
berjalan ke arah suara itu berasal. Kakinya yang lincah mulai melompat melewati
setiap hambatan yang ia temui.
“Aku harus menemukan siapa
pemilik suara itu, sepertinya ia dalam
bahaya,” pikirnya.
Walaupun ia sudah berjalan
cukup jauh, akan tetapi Mimi belum bisa
menemukan dari mana suara itu berasal. Mimi hampir putus asa karena tak bisa
menemukan pemilik suara itu. Untunglah suara itu terdengar lagi.
“Toloooong.” Suara itu kini
terdengar lebih dekat.
Hanya dengan beberapa lompatan, Mimi Kelinci sudah
bisa menemukan siapa yang meminta tolong itu.
Seekor anak penyu berada di
tengah jalan aspal dan sebuah mobil yang melaju kencang sedang berjalan ke arah
anak penyu itu. Tanpa pikir panjang Mimi Kelinci menggendong anak penyu itu, lalu membawanya ke pinggir jalan.
“Untunglah aku datang tepat
waktu, sedikit terlambat saja anak penyu
ini pasti terlindas oleh mobil tadi,” pikirnya.
“Sedang apa kamu di tengah
jalan?” tanya Mimi Kelinci pada anak penyu itu.
Anak penyu itu diam saja, ia
tak sadarkan diri. Mimi Kelinci terkejut
saat menyadari dua depan anak penyu itu mengeluarkan banyak darah.
“Pasti anak penyu ini sudah tertabrak
mobil saat aku belum datang,” gumamnya.
“Kalau tidak segera ditolong, anak penyu ini
bisa mati karena kehabisan darah,” pikir Mimi Kelinci.
Mimi Kelinci menggendong anak
penyu itu dan berjalan secepat mungkin agar segera sampai di rumahnya. Sesampainya di rumah, Mimi Kelinci segera
membersihkan luka di kedua kaki anak penyu itu, lalu dibungkusnya dengan kain
yang berisi racikan beberapa tanaman obat
untuk menyembuhkan kaki anak penyu itu.
“Semoga usahaku berhasil dan
anak penyu ini segera sembuh,” pikirnya setelah selesai mengobati kaki anak
penyu itu.
Tak lama kemudian anak penyu
sadarkan diri.
“Aduuuh … kakiku sakit
semua. Aku dimana ini?” tanyanya saat
melihat seekor kelinci putih sedang memperhatikannya.
“Tenang, kamu ada di rumahku. Jangan bergerak dulu, tulang kakimu patah dan
aku sedang mengobatinya,” jelas Mimi Kelinci.
“Apa yang terjadi padamu,
bukankah rumahmu di lautan? Mengapa kamu bisa berada di tengah jalan raya?”
tanya Mimi Kelinci ingin tahu.
Anak penyu mulai menceritakan
mengapa ia bisa berada di jalan raya itu.
“Namaku Odi, dulu tinggal di
lautan luas bersama keluargaku. Suatu hari
seorang nelayan menangkap dan menjualku pada manusia. Untunglah aku dipelihara
oleh seorang anak laki-laki yang sangat menyukai penyu, sehingga aku
diperlakukan dengan baik. Kemana pun ia
pergi aku selalu dibawanya. Pagi tadi sebelum
pergi, anak itu menaruhku di bak belakang mobilnya, tetapi sepertinya ia lupa
mengunci. Saat melewati jalan berlubang,
mobil yang kami tumpangi terguncang dan penutupnya terbuka sehingga aku
terlempar dari mobil itu,” cerita anak penyu itu.
“Beristirahatlah dulu, supaya kakimu cepat sembuh. Aku akan mengantarkanmu pulang bila kau sudah
sembuh, Odi,” janji Mimi Kelinci.
“Pulang?” tanya anak penyu
sedih, “Aku bahkan tak tahu di mana rumahku. bukankah lautan itu sangat luas?”
“Sudahlah jangan bersedih, aku
punya banyak teman yang bisa membantu untuk menemukan rumahmu,” hibur Mimi
Kelinci.
Semakin hari kaki Odi si anak
penyu semakin membaik, Mimi Kelinci berencana untuk mengantarkan Odi untuk
mencari rumahnya.
“Naiklah ke atas punggungku aku
akan mengantarmu pulang, aku khawatir
kau belum kuat berjalan jauh karena karena kakimu baru saja sembuh,” pinta
Mimi Kelinci pada Odi.
Mimi Kelinci terus berjalan, ia
berharap segera menemukan lautan. Namun,
tiba-tiba hari yang cerah berubah, awan gelap mulai menutupi matahari.
“Sepertinya hari ini akan ada
badai,” kata Odi pada Mimi Kelinci.
“Lihat ada pusaran angin, mungkin tak lama lagi akan
sampai ke sini,” kata Mimi Kelinci.
Pusaran angin itu datang lebih cepat dari yang diduga.
Tanpa disadari pusaran angin itu menerbangkan keduanya, Odi berusaha berpegangan
lebih erat agar tidak terlepas. Namun, keduanya
jatuh di tengah lautan yang sangat luas. Odi berusaha menggerakkan kakinya untuk
berenang, tetapi ia sedih melihat Mimi Kelinci yang tidak bisa berenang dan
mulai tenggelam. Odi menangis dan
berteriak minta tolong.
Tiba-tiba seekor penyu yang
besar berada di depan mereka.
“Odiiiii, kau anakku yang
hilang,” kata penyu besar itu saat melihat Odi.
Lalu dipeluknya anak penyu itu dengan erat.
“Ibu, tolong selamatkan
kelinci itu, ia tenggelam,” teriak Odi.
Secepat kilat penyu besar itu
membawa Mimi Kelinci ke permukaan laut dan membawanya ke daratan. Odi
menceritakan siapa Mimi Kelinci pada ibunya.
Tentu saja ibu penyu sangat berterima kasih pada Mimi Kelinci karena
sudah menolong anaknya. Mimi Kelinci juga senang bisa menolong Odi dan
bisa bertemu ibunya kembali.

Komentar
Posting Komentar