Jodi kesal setelah ia membaca pesan yang dikirim Bram pagi tadi. Harusnya hari ini Jodi dan Bram akan berenang bersama, tetapi hari ini sepupu Bram datang, sehingga Bram harus menemaninya. Mau tak mau janji mereka batal. “Aku mau ngapain di rumah?” keluhnya. “Sudah jangan cemberut gitu, setiap orang kan punya acara masing-masing. Bram juga kan tidak tahu kalau sepupunya akan datang,” kata Mama yang sejak tadi memperhatikan Jodi. “Ayo ikut Mama ke pasar.” Mama menawarkan Jodi untuk ikut dengannya. “Sesekali temani Mama ke pasar, daripada diam di rumah dan kesal,” lanjut Mama. Seperti biasa, Hari Minggu pagi adalah waktunya Mama berbelanja ke pasar tradisional. Mama memang selalu berbelanja untuk seminggu ke depan, biar tidak bolak-balik belanja kata Mama. Biasanya Mama ditemani Papa ke pasar, tetapi hari ini Papa tak bisa menemani karena sedang dinas di luar kota. “Hmm benar juga Mama, daripada aku diam di rumah lebih baik aku men...
Tutu semut tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Kini, badannya sedang terombang-ambing mengikuti gerakan ransel biru yang sedang digendong oleh Alit, seorang anak laki-laki pemilik ransel itu. Tutu tak tahu kemana Alit akan pergi, ia tak sengaja ikut dalam ransel itu. Kalau saja ia mendengar nasehat teman-temannya, mungkin saat ini Tutu tak harus menahan takutnya bergelantungan di ujung ransel itu. Beberapa menit yang lalu, segerombolan semut mencium aroma manis dari sebuah ransel biru tua yang tergeletak di lantai. “Teman-teman, disini ada roti kering manis,” teriak Pimpim Semut. ”Ayo bentuk barisan, kita kumpulkan remah-remah roti kering ini untuk persedian kita.” Pimpim Semut mengajak semut yang lain. Tanpa menunggu lama, gerombolan semut itu langsung membentuk barisan menuju ransel itu untuk mengumpulkan roti kering itu, juga Tutu. Ini pengalaman pertama buat Tutu, sebelumnya ia belum diperbolehkan ka...