Langsung ke konten utama

Postingan

Jodi si Gembala Kelinci

  Jodi kesal setelah ia membaca pesan yang dikirim Bram pagi tadi.   Harusnya hari ini Jodi dan Bram akan berenang bersama, tetapi hari ini sepupu Bram datang, sehingga Bram harus menemaninya.   Mau tak mau janji mereka batal.   “Aku mau ngapain di rumah?” keluhnya. “Sudah jangan cemberut gitu, setiap orang kan punya acara masing-masing.   Bram juga kan tidak tahu kalau sepupunya akan datang,” kata Mama yang sejak tadi memperhatikan Jodi. “Ayo ikut Mama ke pasar.” Mama menawarkan Jodi untuk ikut dengannya. “Sesekali temani Mama ke pasar, daripada diam di rumah dan kesal,” lanjut Mama. Seperti biasa, Hari Minggu pagi adalah waktunya Mama berbelanja ke pasar tradisional.   Mama memang selalu berbelanja untuk seminggu ke depan, biar tidak bolak-balik belanja kata Mama. Biasanya Mama ditemani Papa ke pasar, tetapi hari ini Papa tak bisa menemani karena sedang dinas di luar kota. “Hmm benar juga Mama, daripada aku diam di rumah lebih baik aku men...
Postingan terbaru

Janji si Lebah

  Tutu semut tak bisa menyembunyikan rasa takutnya.   Kini, badannya sedang   terombang-ambing mengikuti gerakan ransel biru yang sedang digendong oleh Alit, seorang anak laki-laki pemilik ransel itu.    Tutu tak tahu kemana Alit akan pergi, ia tak sengaja ikut dalam ransel itu.   Kalau saja ia mendengar nasehat teman-temannya, mungkin saat ini Tutu tak harus menahan takutnya bergelantungan di ujung ransel itu.   Beberapa menit yang lalu, segerombolan semut mencium aroma manis dari sebuah ransel biru tua yang tergeletak di lantai.   “Teman-teman, disini ada roti kering manis,” teriak Pimpim Semut. ”Ayo bentuk barisan, kita kumpulkan remah-remah roti kering ini untuk persedian kita.” Pimpim Semut mengajak semut yang lain. Tanpa menunggu lama, gerombolan semut itu langsung membentuk barisan   menuju ransel itu untuk mengumpulkan roti kering itu, juga Tutu.   Ini pengalaman pertama buat Tutu, sebelumnya ia belum diperbolehkan ka...

Estelle Boneka dari Langit.

    Sudah berhari-hari Estelle berada di bak pembuangan sampah.   Sebetulnya, ia sudah tak tahan lagi dengan bau sampah yang setiap hari dihirupnya, tetapi, tak ada yang bisa ia lakukan selain menangis.   Tubuhnya semakin jauh dari permukaan bak pembuangan sampah, karena   semakin hari,   sampah semakin bertambah banyak.   Ia ingin berteriak, tetapi siapa yang akan mendengarnya.   Estelle hanya bisa berharap suatu hari nanti akan ada orang yang bisa menemukannya, entah bagaimana caranya. “Hai boneka dari langit, bisa   diam nggak?” Terdengar suara asing membentak. “Yang menderita itu bukan hanya kamu, suara tangismu membuatku tak bisa tidur,” lanjut suara asing itu. Estelle terkejut, lalu ia   menghentikan tangisnya.     “Kamu siapa, apakah kamu juga boneka seperti aku?” tanya Estelle ingin tahu. “Bagaimana kamu tahu kalau aku boneka,   aku saja tak bisa melihatmu karena tertutup sampah?” lanjutnya. “Aku me...

Bunglon Penunggu Pohon Bambu

  Seminggu ini keluarga   Bunglon bersedih hati.    Mama Bunglon, setiap hari   menangis karena dia tidak bisa menemukan anaknya yang sangat ia cintai.   Sudah seminggu ini, anak kesayanganya, Bungli tidak pernah   pulang.   Papa dan Mama Bunglon sudah mencari kemana-mana, tetapi mereka tak menemukan jejak anak kesayangannya   itu. "Pa, coba minta bantuan teman-teman kita yang lainnya, siapa tahu mereka dapat membantu menemukan Bungli , sehingga anak kita bisa lebih cepat   ditemukan", Mama Bunglon memohon kepada   Papa Bunglon sambil menangis terisak. "Kasian anak kita Pa, jangan-jangan dia sudah ditangkap manusia, lalu dimasukkan ke dalam kandang yang kecil....hu..hu...hu..," tangis Mama Bunglon semakin keras. "Aku tidak bisa membayangkan Pa, Bungli pasti kelaparan, dan tidak lama lagi akan   mati," kata Mama Bunglon sambil menyeka air matanya yang terus turun membasahi pipinya. "Tenang Ma, nanti kita minta bantua...

Monster yang Mengerikan

    Oni adalah seekor ayam hutan yang sangat penakut. Setiap malam datang   Oni sibuk mencari mencari semak-semak tempat bersembunyi.   Tak seperti ayam hutan lain yang   berkokok sebelum matahari terbit,   Oni baru akan keluar dari semak-semak jika matahari bersinar terang. “Kamu adalah ayam hutan yang paling aneh,   Oni,” kata Lala Tikus Hutan yang selalu memperhatikan tingkah aneh Oni setiap malam datang. “Mana ada ayam hutan yang bangun siang hari,” lanjut Lala Tikus. “Hai tikus, jangan sembarangan bicara ya … aku bukan pemalas,” jawab Oni ketus. “Lalu apa kalau bukan pemalas?” ejek Lala Tikus. “Aku takut monster.” Oni menjawab dengan ketus. “Hah monster? Mana ada monster di hutan ini?” Lala Tikus mentertawakan Oni. “Diaaaaam, tikus! Kau tak tahu apa-apa.     Kalau   sudah melihatnya, pasti kau akan pergi dari hutan ini,” bentak Oni kesal. “Okay, coba tunjukan monster itu!” tantang Lala Tikus. Sore harinya ...

Penyesalan Moci

          Moci adalah seekor kucing anggora yang sangat cantik.   Bulunya seputih salju, tumbuh sangat lebat membuat setiap orang yang melihat ingin memeluknya.   Sudah tiga tahun Moci tinggal di rumah mewah milik keluarga Hans.   Ia dibeli oleh Pak Hans dari sebuah Pet Shop sejak umurnya masih dua minggu dengan harga yang sangat mahal. Moci memang sangat beruntung, Pak Hans tidak hanya menyukai kucing, tetapi ia juga memelihara Moci dengan sangat baik.   Ia diberi makanan yang terbaik, rumah yang nyaman hingga Moci tumbuh menjadi kucing yang sangat sehat. Suatu pagi Moci melihat seekor kucing melintas di halaman rumah Pak Hans.   Baru kali ini Moci melihat kucing itu, sebelumnya tak pernah seekor kucing pun bisa masuk ke rumah itu.   Namun, kucing belang itu bisa masuk, entah bagaimana ia bisa masuk ke dalam rumah yang dijaga ketat itu.   Kucing belang itu kelihatan sangat gembira, berjalan kesana kemari tanpa ada yang...