Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Penyesalan Moci

          Moci adalah seekor kucing anggora yang sangat cantik.   Bulunya seputih salju, tumbuh sangat lebat membuat setiap orang yang melihat ingin memeluknya.   Sudah tiga tahun Moci tinggal di rumah mewah milik keluarga Hans.   Ia dibeli oleh Pak Hans dari sebuah Pet Shop sejak umurnya masih dua minggu dengan harga yang sangat mahal. Moci memang sangat beruntung, Pak Hans tidak hanya menyukai kucing, tetapi ia juga memelihara Moci dengan sangat baik.   Ia diberi makanan yang terbaik, rumah yang nyaman hingga Moci tumbuh menjadi kucing yang sangat sehat. Suatu pagi Moci melihat seekor kucing melintas di halaman rumah Pak Hans.   Baru kali ini Moci melihat kucing itu, sebelumnya tak pernah seekor kucing pun bisa masuk ke rumah itu.   Namun, kucing belang itu bisa masuk, entah bagaimana ia bisa masuk ke dalam rumah yang dijaga ketat itu.   Kucing belang itu kelihatan sangat gembira, berjalan kesana kemari tanpa ada yang...

Geri Si Gurita Biru

      Sejak kedua orang tuanya tertangkap, Geri Gurita hidup sebatang kara.   Tidak ada penghuni laut lain yang mau menemaninya bermain.   Seluruh penghuni laut takut melihatnya, karena Geri adalah   gurita berwarna biru . “Jangan bermain dengan Geri, nanti kamu tertular penyakitnya lho.   Atau bisa saja sebetulnya dia adalah monster laut yang   sewaktu-waktu memangsa kamu,” kata   bintang laut . “Memangnya Si Geri sakit apa ?” tanya kuda laut penasaran. “Aku tidak tahu kuda laut, tapi lihat saja mana ada sih gurita berwarna biru?” tukas bintang laut kesal. “Sana kalau kamu mau bermain dengannya, kalau kamu tidak takut.    Tapi aku tidak mau menemanimu,” tegas bintang laut “Tentu tidak, aku hanya bertanya penyakit apa yang menyerang Geri,” tukas kuda laut. Tak jauh situ Geri sedang bersembunyi di balik terumbu karang yang rimbun, ia sangat sedih mendengar percakapan mereka.   Ini bukan pertama kalinya ia mende...

Mimi Kelinci Sang Penolong

    Mimi Kelinci menegakkan telinga panjangnya, sayup-sayup ia   mendengar suara minta tolong.     Ia   mulai berjalan ke arah   suara itu berasal.   Kakinya yang lincah mulai melompat melewati setiap hambatan yang ia temui. “Aku harus menemukan siapa pemilik suara itu,   sepertinya ia dalam bahaya,” pikirnya. Walaupun ia sudah berjalan cukup jauh, akan tetapi Mimi belum   bisa menemukan dari mana   suara itu berasal.   Mimi hampir putus asa karena tak bisa menemukan pemilik suara itu. Untunglah suara itu terdengar lagi. “Toloooong.” Suara itu kini terdengar lebih dekat. Hanya dengan beberapa lompatan, Mimi Kelinci sudah bisa menemukan siapa yang meminta tolong itu. Seekor anak penyu berada di tengah jalan aspal dan sebuah mobil yang melaju kencang sedang berjalan ke arah anak penyu itu. Tanpa pikir panjang Mimi Kelinci   menggendong anak penyu itu, lalu membawanya   ke pinggir jalan.   “Untunglah...